PDT DLII

Pramuka Mayoga Menangkan 3 Juara.

MUKER 2013

Dewan Ambalan Pramuka Mayoga Berfoto Bersama Setelah Musyawarah Kerja 2013.

MSC XI

Pramuka Mayoga Aksi Tanam Pohon .

Pages

CBOX

Pramayoga

Pramayoga

Selasa, 02 Desember 2014

Tata Adat

TATA ADAT 

AMBALAN


RADEN PATAH-RADEN AJENG KARTINI
GUDEP 01.031-01.032 
PANGKALAN
MAN YOGYAKARTA III



TRI SATYA
 Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh:
1.  Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
2.  Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3.  Menepati Dasa Dharma 

DASA DHARMA
   Pramuka itu :
1.  Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.  Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3.  Patriot yang sopan dan kesatria
4.  Patuh dan suka bermusyawarah
5.  Rela menolong dan tabah
6.  Rajin, terampil, dan gembira
7.  Hemat, cermat, dan bersahaja
8.  Disiplin, berani, dan setia
9.  Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan

INDONESIA RAYA
Cipta : W.R Soepratman
Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Di sanalah aku berdiri,
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku,
Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku,
Hiduplah negeriku,
Bangsaku, Rakyatku, semuanya,
Bangunlah jiwanya,
Bangunlah badannya,
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raya
HYMNE PRAMUKA
Cipta : Husein Muntahar
Kami Pramuka Indonesia
Manusia Pancasila
Satyaku Kudharmakan Dharmaku Kubaktikan
Agar Jaya Indonesia
Indonesia Tanah Airku
Kami Jadi Pandumu

SEJARAH RADEN PATAH-RADEN AJENG KARTINI

Sejarah Raden Patah



Raden Patah adalah putra Brawijaya raja terakhir Majapahit dari seorang selir Cina. Karena Ratu Dwarawati sang permaisuri yang berasal dari Campa merasa cemburu, Brawijaya terpaksa memberikan selir Cina kepada putra sulungnya, yaitu Arya Damar bupati Palembang. Tapi pada saat itu selir Cina sedang hamil, Setelah melahirkan Raden Patah, putri Cina dinikahi Arya Damar, melahirkan Raden Kusen. Nama asli Raden Patah adalah Jin Bun. Arya Dilah adalah nama lain Arya Damar, ayah angkat Raden Patah sendiri. Nama asli selir Cina adalah Siu Ban Ci, putri Tan Go Hwat dan Siu Te Yo dari Gresik. Tan Go Hwat merupakan seorang saudagar dan juga ulama bergelar Syaikh Bantong.

Raden Patah Mendirikan Demak
Babad Tanah Jawi menyebutkan, Raden Patah menolak menggantikan Arya Damar menjadi bupati Palembang. Beliau kabur ke pulau Jawa ditemani Raden Kusen. Sesampainya di Jawa, keduanya berguru pada Sunan Ampel di Surabaya. Raden Kusen kemudian mengabdi ke Majapahit, sedangkan Raden Patah pindah ke Jawa Tengah membuka hutan Glagahwangi menjadi sebuah pesantren. Makin lama Pesantren Glagahwangi semakin maju. Brawijaya di Majapahit khawatir kalau Raden Patah berniat memberontak. Raden Kusen yang kala itu sudah diangkat menjadi Adipati Terung diperintah untuk memanggil Raden Patah.
Raden Kusen menghadapkan Raden Patah ke Majapahit. Brawijaya merasa terkesan dan akhirnya mau mengakui Raden Patah sebagai putranya. Raden Patah pun diangkat sebagai bupati, sedangkan Glagahwangi diganti nama menjadi Demak, dengan ibu kota bernama Bintara. Nama Demak sendiri diambil dari bahasa Jawa yaitu “Demek” yang artinya tanah becek, karena pada saat itu Glagah Wangi dibangun diatas tanah yang becek atau berair.

Perang Demak dan Majapahit
Perang antara Demak dan Majapahit diberitakan dalam naskah Babad Tanah Jawi. Dikisahkan, Sunan Ampel melarang Raden Patah memberontak kepada Majapahit karena meskipun berbeda agama, Brawijaya tetaplah ayah Raden Patah. Namun sepeninggal Sunan Ampel, Raden Patah tetap menyerang Majapahit. Brawijaya marah dengan serangan itu. Untuk menetralisasi pengaruh agama lama, Sunan Giri menduduki takhta Majapahit selama 40 hari. Apakah Raden Patah pernah menyerang Majapahit atau tidak, yang jelas ia adalah raja pertama Kesultanan Demak. Menurut Babad Tanah Jawi, ia bergelar Senapati Jimbun Ningrat Ngabdurahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama/ Sultan Syah Alam Akbar/ Sultan Surya Alam. Nama Patah sendiri berasal dari kata al-Fatah, yang artinya "Sang Pembuka", karena ia memang pembuka kerajaan Islam pertama di pulau Jawa.
Pada tahun 1479 ia meresmikan Masjid Agung Demak sebagi pusat pemerintahan. Ia juga memperkenalkan pemakaian Salokantara sebagai kitab undang-undang kerajaan. Kepada umat beragama lain, sikap Raden Patah sangat toleran. Kuil Sam Po Kong di Semarang tidak dipaksa kembali menjadi masjid, sebagaimana dulu saat didirikan oleh Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam.
Raden Patah juga tidak mau memerangi umat Hindu dan Buddha sebagaimana wasiat Sunan Ampel, gurunya. Meskipun naskah babad dan serat memberitakan ia menyerang Majapahit, hal itu dilatarbelakangi persaingan politik memperebutkan kekuasaan pulau Jawa, bukan karena sentimen agama. Lagi pula, naskah babad dan serat juga memberitakan kalau pihak Majapahit lebih dulu menyerang Giri Kedaton, sekutu Demak di Gresik.



           
Oleh karena itulah Pramuka Man Yogyakarta III mengambil nama R.Patah sebagai Nama Ambalan Putra yang diharapkan nantinya warga ambalan putra dapat meneladani karakter baik beliau. Baik bersikap ramah, toleran, tegas, religi, cerdas dll.

Raden Ajeng Kartini
            Raden Ajeng Kartini dilahirkan di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Beliau adalah Putri dari seorang Bupati Jepara pada waktu itu, yaitu Raden Mas Adipati Sastrodiningrat. Dan merupakan cucu dari Bupati Demak, yaitu Tjondronegoro. Pada waktu itu kelahiran Raden Ajeng Kartini, nasib kaum wanita penuh dengan kegelapan, kehampaan, dari segala harapan, ketiadaan dalam segala perjuangan, dan tidak lebih dari perabot kaum laki-laki belaka, dan bertugas tidak lain dari yang telah ditentukan secara alamiah, yaitu mengurus dan mengatur rumah tangga saja, kaum wanita telah dirampas dan diinjak-injak harkat dan martabatnya sebagai manusia.

            Daya berpikir kaum wanita tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya, kaum wanita tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya untuk melebihi dari apa yang diterimanya dari alam. Karena kaum wanita tidak berdiri kesempatan untuk belajar membaca, menulis dan sebagainya. Dengan kata lain kaum wanita hanya mempunyai kewajiban tetapi tidak       mempunyai      hak      sama    sekali.

            Raden Ajeng Kartini sangat berbeda dengan masyarakat banyak yang hidup didalam lingkungan kehidupan adat yang sangat mengekang kebebasan tetapi beliau tidak segan-segan turun kebawah bergaul dengan masyarakat biasa, untuk mengembangkan ide dan cita-citanya yang hendak merombak status sosial kaum wanita, dan cara-cara kehidupan dalam masyarakat dengan semboyan : “Kita harus membuat sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai dengan keperluan serta kebutuhan kita sebagai kaum wanita dan harus mendapat pendidikan            yang     cukup  seperti  halnya  lelaki.”

           Dengan melanggar segala aturan-aturan adat pada saat itu, Raden Ajeng Kartini mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya yang setara dengan pendidikan kaum penjajah belanda pada waktu itu, beliau sempat mempelajari kegiatan-kegiatan kewanitaanlainnya.

           Perkawinan Raden Ajeng Kartini pada tahun 1903 dengan Raden Adipati Joyoningrat Bupati Rembang mengharuskan beliau mengikuti suami, dan di daerah inilah beliau dengan gigih meningkatkan kegiatannya dalam dunia pendidikan. Peranan Suami, dalam usaha Raden Ajeng Kartini Meningkatkan perjuangan sangat menentukan pula karena dengan dorongan dan bantuan suaminyalah beliau dapat mendirikan sekolah kepandaian putri dan disanalah beliau mengajarkan tentang kegiatan wanita, seperti belajar jahit menjahit serta kepandaian        putri            lainnya.

Usaha-usaha Raden Ajeng Kartini dalam meningkatkan kecerdasan untuk bangsa indonesia dan kaum wanita, khususnya melalui sarana-sarana pendidikan dengan tidak memandang tingkat dan derajat, apakah itu bangsawan atau rakyat biasa. Semuanya mempunyai hak yang sama dalam segala hal, bukan itu saja karya-karya beliau, persamaan hak antara kaum laki-laki dan kaum wanita tidak boleh ada perbedaan. Beliau juga mempunyai keyakinan bahwa kecerdasan rakyat untuk berpikir, tidak akan maju jika kaum wanita ketinggalan.

Raden Ajeng Kartini telah berhasil menampakkan kaum wanita ditempat yang layak, yang mengangkat derajat wanita dari tempat gelap ketempat yang terang benderang. sesuai dengan karya tulis beliau yang terkenal, yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
            Oleh karena itulah Pramuka MAN YOGYAKARTA III mengambil nama R.A.Kartini sebagai Nama Ambalan Putri yang diharapkan nantinya warga ambalan putri dapat meneladani karakter baik beliau.  Bersikap berani, tangkas, religi, cerdas dll.








Kata Pengantaar
Assalamu’alaikum Wr.Wb
         Puji syukur kami haturkan kepada Allah S.W.T atas kehadirat rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan buku adat ambalan Raden Patah dan Raden Ajeng Kartini ini dengan baik.
            Buku adat Ambalan Raden Patah dan Raden Ajeng Kartini dibuat tak lain bertujuan sebagai pedoman Pramuka MAN YOGYAKARTA III. Supaya nantinya seluruh warga Pramuka Mayoga dapat menjadi lebih baik, baik dalam keTuhanan, kesopanan, kesantunan, maupun kesusilaan. Buku ini tentu wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh warga Pramuka MAN YOGYAKARTA III. Selain itu buku ini memuat tentang adat dan kebiasaan yang berlaku dan ciri khas yang berhubungan erat dengan ambalan Raden Patah dan Raden Ajeng Kartini.
            Buku adat ini dibuat tidak lepas dari arahan dan dukungan kakak Pembina. Oleh karena itu kami ucapkan banyak terimakasih.Semoga tata adat ini memberikan manfaat bagi seluruh Pramuka Mayoga.
            Satyaku Kudharmakan Dharmaku Kubaktikan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

















DAFTAR ISI
TRISATYA
DASA DARMA
HYMNE PRAMUKA
RADEN PATAH
RADEN AJENG KARTINI
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
A.   Pengertian Dan Fungsi Adat
B.   Pemegang Adat
C.   Hak, Kewajiban, Dan Wewenang Pemangku Adat
D.   Tempat Dan Waktu
E.   Tujuan

BAB II ISI
A.    SANDI AMBALAN
B.    ADAT KESEHARIAN
1.      Pakaian Dan Penampilan
2.      Makan
3.      Berbicara
4.      Tidur
5.      Keluar-Masuk Ruang Ambalan
6.      Kebersihan Ruang Ambalan
7.      Rapat
8.      Kegiatan Pramuka Rutin
9.      Berkemah
10.  Iuran Kas Ambalan
11.  Sanksi
C.    UPACARA DAN APEL
1.      Pengertian
2.      Tempat dan Waktu
3.      Jenis Upacara dan Apel
4.      Formasi
5.      Petugas
D.    PUSAKA ADAT
1.      Filosofi
2.      Kegunaan
3.      Nilai Kesakralan

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

PASAL 1
PENGERTIAN DAN FUNGSI TATA ADAT
Tata  merupakan peraturan-peraturan yg harus ditaati atau dilaksanakan.
Adat merupakan wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan aturan yg satu dengan yang lainnya saling berkaitan menjadi suatu sistem.
Fungsi :
·        Sebagai identitas pangkalan yang menunjukkan ciri khas gerakan pramuka pangkalan MAN YOGYAKARTA III
·        Sebagai dasar dan pedoman dalam setiap kegiatan pramuka
·        Sebagai peraturan yang mengikat seluruh anggota pramuka MAN YOGYAKARTA III agar tercipta suatu ketertiban dan kedisiplinan.

PASAL 2  
PEMEGANG ADAT
Pemegang adat adalah orang yang mengatur tata adat di Ambalan MAN YOGYAKARTA III yang berlaku demi tercapainya ketertiban.
1.   Pemegang Adat Ambalan adalah Pemangku Adat.
2.   Pemangku Adat adalah seseorang yang memiliki hak, kewajiban dan wewenang dalam memegang adat, yang tugas utamanya menjaga ketertiban pramuka dipangkalan MAN YOGYAKARTA III
3.   Pemangku Adat memiliki Pusaka Adat yang Wajib dijaga.
4.   Pelaksana Pemangku Adat dan seseorang yang diberi mandat diperbolehkan membawa Pusaka Adat atau berstatus sebagai Pemegang Adat.


PASAL 3
HAK KEWAJIBAN DAN WEWENANG PEMANGKU ADAT
1.   Hak Pemangku Adat
1.    Dihargai semua apa yang menjadi kebijaksanaannya dalam lingkup tata adat.
2.    Memberikan saran yang bersifat membangun.
3.    Diperbolehkan mengambil keputusan secara sepihak apabila kondisi tidak memungkinkan dalam lingkup tata adat.
4.    Merevisi adat yang sudah tidak sesuai dengan kondisi melalui sarasehan adat yang disetujui oleh peserta sarasehan adat.
5.    Bersama-sama dengan KDA (Ketua Dewan Ambalan)mengontrol kinerja seluruh Dewan Ambalan.
6.    Melakukan pencarian kaderisasi.

2.   Kewajiban Pemangku Adat
a.    Menjaga, mengamalkan, dan menjalankan adat ambalan.
b.    Menjaga Pusaka Adat.
c.    Menjaga Ketertiban di Pangkalan.
d.    Mampu mendampingi Ketua Dewan Ambalan mengontrol setiap kegiatan pramuka.
e.       Mampu dengan sigap mengambil keputusan.
f.       Mampu dengan cermat menyelektif suatu keadaan.
g.      Mampu mendidik kader, sebagai generasi penerus.

3.   Wewenang Pemangku Adat
a.    Memberi sanksi kepada pelanggar Adat.
b.    Mendampingi KDA (Ketua Dewan Ambalan) dalam mengambil Keputusan.
c.       Mengambil keputusan sepihak apabila kondisi mendesak.
d.      Memperkenalkan Adat Ambalan.
e.       Memilih kader yang baik dan siap untuk dilatih.
f.       Memilih salah satu Dewan Ambalan untuk menjadi Pelaksana Pemangku Adat apabila kondisi mendesak.

PASAL 4
TEMPAT DAN WAKTU
1.      Adat Ambalan Raden Patah-Raden Ajeng Kartini berlaku di Pangkalan MAN Yogyakarta  III
2.      Adat Ambalan Raden Patah-Raden Ajeng Kartini berlaku sampai dirasa perlu untuk diadakan revisi di sarasehan adat yang sudah disetujui peserta rapat.

PASAL 5
TUJUAN
1.   Dapat  mengamalkan Tri Satya dan Dasa Dharma.
2.   Menghargai dan mentaati seluruh adat yang berlaku.
3.   Menghargai cita-cita ambalan R. Patah-R.A. Kartini.
4.   Bertanggung jawab penuh atas segala perilaku yang telah diperbuat.
5.   Disiplin dalam melakukan berbagai aktivitas.
6.   Bersikap sopan, ramah, cerdas, tegas.





Pasal 6 Sandi Ambalan

SANDI AMBALAN
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan ikhlas hati
Kami mengajarkan semua tugas
Sebagai anggota pramuka yang setia
Dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits
Kami berpedoman
Dengan Tri Satya dan Dasa Dharma
Kami berpegang teguh
Ingatlah !
Semua manusia sama dimata Allah
Hanya iman dan taqwalah
Yang membedakannya
Karenanya jangan pandang seseorang dalam bentuk lahir
Tapi pandanglah dari sisi keikhlasan hatinya
Jauhkanlah diri kita dari segala yang melemahkan iman
Hargailah apa yang telah Allah amanahkan
Karena itulah kehendak Ambalan kita :

“IKHLAS  BHAKTI BERBUDI LUHUR QALBU ISLAMI ALLAHU AKBAR








ADAT KESEHARIAN

PASAL 7
PAKAIAN DAN PENAMPILAN

1.    Penggunaan seragam pramuka lengkap dapat disesuaikan dengan keadaan.
2.    Badge Ambalan harus terpasang sebagai tanda Anggota Ambalan MAN Yogyakarta III.
3.    Badge ambalan yang terpasang wajib dijahit.
4.    Di dalam pertemuan, saat Pemimpin mengenakan seragam Pramuka lengkap, maka anggota wajib mengenakan seragam Pramuka lengkap.
5.    Penggunaan seragam pramuka lengkap, wajib menggunakan atribut lengkap.
6.    Yang putra wajib mengenakan hasduk, ring, baret, tatop, sabuk, name tag, tanda jabatan, badge ambalan, tali kur (bagi dewan inti), kaos kaki hitam menutupi mata kaki, dan sepatu hitam bertali.
7.    Yang putri wajib mengenakan hasduk, ring, baret, name tag, tanda jabatan, badge ambalan, tali kur (bagi dewan inti), topi, kaos kaki hitam menutupi mata kaki, dan sepatu hitam bertali.
8.    Sepatu wajib hitam dan bertali.
9.    Pakaian harus selalu rapi.
10.  Hasduk harus melebihi pusar.
11.  Pada saat pelaksanaan Apel maupun Upacara wajib menenakan pakaian Pramuka lengkap.
12.  Segala atribut yang bersifat dijahit, harus dijahit sesuai aturan.
13.  Tanda pengenal harus selalu dikenakan dalam kegiatan.
14.  Saat baret tidak dipakai, tidak boleh dimasukan kedalam saku celana atau tempat sembarangan wajib dipegang atau ditaruh di tempat yang semestinya.
15.  Saat berada didalam ruangan baret tidak boleh dipakai.
16.  Penggunaan Jilbab dengan rapi dan sesuai Syariat Islam.
17.  Dewan Ambalan putri ketika kegiatan pramuka didalam pangkalan wajib menggunakan kerudung coklat muda.
18.  Ketika mengikuti kegiatan pramuka diluar pangkalan, mengenakan kerudung berwarna coklat tua.


ADAT MAKAN

PASAL 8
MAKAN
1.  Sebelum makan Anggota Dewan Ambalan harus dalam bentuk barisan yang rapi.
2.  Pemangku Adat memimpin di bukanya adat makan ( disesuaikan ).
3.  Hasduk disrempangkan ke bahu kanan atau dimasukkan ke dalam baju.
4.  Adat makan dibuka dengan tiga kali tepukan oleh PA, tepukan pertama(1x) bertanda untuk duduk siap, tepukan kedua(2x) bertanda mulai berdo’a sebelum makan, tepukan ketiga(3x) secara serentak pasukan makan mengatakan : “selamat makan”.
5.  Makan dan minum menggunakan tangan kanan.
6.  Makan dan minum tidak boleh berdiri.
7.  Dalam kondisi makan tidak boleh bersenda gurau dan berbicara.
8.  Selesai makan, ditutup dengan tiga kali tepukan lagi oleh PA, tepukan pertama(1x) bertanda untuk duduk siap, tepukan kedua(2x) bertanda mulai berdo’a stelah makan, tepukan ketiga(3x) secara serentak pasukan makan mengatakan : “terimakasih”.
9.  Adat makan dilakukan dengan ketentuan waktu sesuai porsi makanan.

PASAL 9
BERBICARA
1.   Dilarang membuat forum di dalam sebuah forum.
2.   Di dalam sebuah forum apabila ingin menanggapi atau memberi saran wajib mengacungkan tangan terlebih dahulu setelah itu memohon ijin untuk berbicara, dan boleh berbicara jika sudah disilakan oleh pemimpin forum.
3.      Dapat menjaga sopan santun.
4.      Menjaga Lisan dari ucapan yang bersifat Mencela, Memfitnah, Menjelekkan orang lain dan Sara.

PASAL 10

TIDUR
1.      Tidur tidak boleh mengenakan pakaian Pramuka lengkap.
2.      Dalam kegiatan kepramukaan, jam malam maksimal pukul 23.00 WIB. Kecuali ada kepentingan yang mendesak.
3.      Satuan Terpisah antara Dewan Ambalan Putra dengan Dewan Ambalan Putri.

PASAL 11

KELUAR MASUK RUANG AMBALAN
1.      Alas kaki dilarang menaiki ruang ambalan.
2.      Tidak boleh meninggalkan sampah di ruang ambalan.
3.      Ketika masuk ruang ambalan wajib menjaga kebersihan dan kerapihan.
4.      Bagi Dewan Ambalan yang ingin memasuki Ruang Ambalan saat rapat sedang berlangsung diharuskan mengetuk pintu terlebih dahulu dan meminta izin masuk kepada pemimpin rapat

PASAL 12

KEBERSIHAN RUANG AMBALAN
1.      Kebersihan ruang ambalan merupakan tanggung jawab seluruh Dewan Ambalan.
2.      Tugas setiap Dewan Ambalan akan disusun dalam sebuah jadwal piket.
3.      Setiap kelompok piket mempunyai 1 orang penanggung jawab.
4.      Penanggung jawab piket mengontrol dan mencatat kelompoknya yang tidak melaksanakan piket dan diserahkan kepada pemangku adat.
5.      Seluruh Dewan Ambalan wajib mematuhi jadwal piket.
PASAL 13

RAPAT
1.      Ketika rapat harus datang tepat waktu.
2.      Setiap rapat harus dihadiri oleh minimal 1 (satu) orang perwakilan setiap departemen.
3.      Setiap Dewan Ambalan harus bersikap professional
4.      Saat rapat sedang berlangsung dilarang membuat forum dalam forum.
5.      Apabila ada yang hendak meninggalkan rapat atau musyawarah harus seizin pimpinan sidang.
6.      Apabila tidak dapat menghadiri rapat maka harus melampirkan surat izin yang ditandatangani oleh pemangku adat.
7.      Hasil rapat harus disebarkan ke seluruh anggota departemen.

PASAL 14

KEGIATAN PRAMUKA RUTIN
1.      Kegiatan pramuka rutin ambalan R.Patah-R.A.Kartini dilaksanakan pada hari Sabtu.
2.      Setiap kegiatan rutin wajib dibuka dengan apel pembukaan dan ditutup dengan apel penutupan. Apel ditiadakan jika kondisi tidak memungkinkan.
3.      Setiap kegiatan rutin, peserta didik dan dewan ambalan wajib menunaikan sholat ashar berjamaah di masjid.
4.      Bagi peserta didik putri yang berhalangan maka akan diisi kegiatan keputrian.
5.      Peserta didik dan Dewan Ambalan yang berhalangan mengikuti kegiatan pramuka rutin wajib melampirkan surat izin sesuai prosedur surat yang telah ditentukan pemangku adat.
6.      Seluruh peserta didik dan Dewan Ambalan wajib mengenakan seragam pramuka lengkap.
7.      Seluruh Dewan Ambalan wajib menjaga kewibawaan setiap pribadinya selama kegiatan berlangsung.

PASAL 15

BERKEMAH
1.      Seluruh Dewan Ambalan dan peserta didik wajib mentaati tata tertib perkemahan yang telah ditentukan.
2.      Dewan ambalan maupun peserta didik berada dalam satuan terpisah.
3.      Dilarang mengunjungi daerah lawan jenis jika tidak ada kepentingan yang mendesak.
4.      Orangtua yang menjenguk peserta tidak diperbolehkan jika tidak mendesak atau tidak ada izin dari Pembina
5.      Penyusunan tata tertib perkemahan mengacu kepada tata adat.





PASAL 16

IURAN KAS AMBALAN
1.      Seluruh peserta didik dan Dewan Ambalan wajib membayar iuran kas yang telah ditentukan jumlahnya.
2.      Iuran dibayarkan setiap bulannya, baik ada kegiatan maupun tidak ada.
3.      Iuran dibayarkan kepada Juang Raden Patah – R. A. Kartini
4.      Iuran dibayarkan tepat waktu.
5.      Waktu pembayaran iuran ditentukan oleh kebijakan Juang.

PASAL 17

SANKSI
1.      Sanksi diberlakukan jika terdapat suatu pelanggaran terhadap Adat Ambalan R.Patah-R.A Kartini dan atau terhadap ketentuan yang diberlakukan oleh pihak sekolah yang berhubungan dengan kegiatan Kepramukaan.
2.  Sanksi- sanksi yang terdapat di ambalan R.Patah-R.A Kartini diberlakukan kepada seluruh warga ambalan R.Patah-R.A Katini.
3.  Sanksi- sanksi  tersebut tidak berlaku bagi Ka Mabigus,Ka Pembina Gudep, Pembina Satuan, dan Tamu Ambalan.
4.  Jenis sanksi yang diberikan sesuai dengan kebijakan Pemangku Adat dan atau dari hasil musyawarah Dewan Ambalan beserta Pembina.
5.   Jenis- jenis sanksi yang diberikan dapat berupa:
a.    Peringatan  secara lisan melalui teguran dari Pemangku Adat atau Pembina.
b.    Pemberian tugas terstruktur.
c.    Fisik ( push up, lari, jalan jongkok, skot jump)
d.      sanksi adat makan : makan digabungkan dan di gilir + push up 2 seri
e.       sanksi adat berbicara : membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas sebanyak 3 kali + mengucapkan Dasa Dharma ke sepuluh sebanyak 10 kali
f.       sanksi upacara dan atau apel : bagi anggota pramuka menjadi petugas upacara sekali pada upacara berikutnya bagi DA 2 kali seri push up.
g.      Sanksi tidur : bagi DA membangunkan panitia+peserta dan 2 seri, bagi anggota 2 seri.
h.      Sanksi masuk ruang ambalan dengan alas kaki : 5 seri push up demi ketertiban ambalan.
i.        Sanksi piket : membantu piket yang selanjutnya dan denda Rp.5.000,-
j.        Sanksi rapat : menjadi pimpinan rapat selanjutnya.
k.      Sanksi pramuka rutin : kebijakan pemangku adat
l.        Sanksi berkemah : mengacu kepada tata tertib perkemahan
m.    Sanksi iuran kas ambalan : kena alpa dan membayar 2x lipat. 
6.    Sanksi sewaktu-waktu bisa diganti oleh Pemangku Adat sesuai Situasi dan Kondisi.
7.   Untuk pemangku adat jika melanggar terkena 2x lipatnya.




UPACARA DAN APEL

PASAL 18
PENGERTIAN
1.      Upacara adalah serangkaian kegiatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan hikmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib untuk membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik serta sebagai awal dan akhir kegiatan.
2.      Apel adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengkoordinasikan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara teratur dan tertib sebagai awal dan akhir kegiatan yang kedudukannya sebagai pengganti upacara.

PASAL 19
PETUGAS
1.   Petugas Upacara dan/atau adalah sekumpulan orang yang mengatur jalannya upacara dan/atau apel supaya berjalan lancar dan tertib.
2.   Petugas Upacara dan/atau apel terdiri dari Pembina dan/atau apel, pemimpin upacara dan/atau apel, pengatur upacara dan/atau apel, pembawa acara, pembawa bendera (dalam upacara)

PASAL 20
JENIS UPACARA DAN APEL
1.   Upacara Umum adalah upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.
2.    Upacara Pelantikan adalah upacara peresmian yang dilakukan untuk pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam satuan.
3.       Upacara Penerimaan Tamu Ambalan (PTA) adalah upacara yang dilakukan dalam rangka penerimaan anggota baru.
4.      Apel Pembukaan dan Apel Penutupan adalah apel yang dilakukan dalam rangka    melaksanakan dan mengakhiri suatu kegiatan di lingkungan.

 PASAL 21

TEMPAT DAN WAKTU
1.   Apel dan atau Upacara dapat dilaksanakan di dalam maupun di luar ruangan.
2.   Apel dan atau Upacara  dilaksanakan di awal dan di akhir kegiatan.
a.    Upacara Penerimaan Tamu Ambalan
                                                              i.          Diluar Ruangan
a)         Susunan Petugas
1.Pemimpin Pleton Putra
2.Pemimpin Pleton Putri
3.Pemimpin Upacara
4.Perwira
5.Protokol
6.Pembaca Doa
7.Pembaca Dasa Darma
8.Pembawa Bendera Merah Putih ( jika diperlukan)
9.Dirigen
b)        Petugas
1)  Petugas upacara ditempatkan di sayap kiri Pembina.
2)  KDA Putra dan Putri menempatkan diri di belakang Pembina
3)  Perwira bertanggung jawab atas berjalanannya Upacara beserta persiapannya
4)  Perwira menempatkan diri di sebelah kiri Protokol

c)         Peserta
1)   Satu Pleton terdiri atas Dewan Ambalan dan Anggota
2)   Dewan Ambalan Putra Berada di sebelah kanan Anggota Putra
3)   Dewan Ambalan Putri Berada di sebelah kanan Anggota Putri
4)  Formasi peserta upacara dalam bentuk bersaf.
5)  Peserta upacara berdiri berhadapan dengan Pembina.
6)  Peserta upacara ditempatkan dengan satuan terpisah.
7)  Tamu undangan menempatkan diri di sebelah kanan belakang KDA atau Pembina.

d)        Pembina Petugas
1)   Pembina upacara berdiri berhadapan dengan peserta.
2)   Pembina upacara berdiri di tengah pleton Putra dan Putri.

                                                            ii.          Didalam Ruangan
a)   Petugas
1)    Petugas upacara ditempatkan di sayap kiri Pembina.
2)    KDA Putra dan Putri menempatkan diri di belakang Pembina
3)    Perwira bertanggung jawab atas berjalanannya Upacara beserta persiapannya
4)    Perwira menempatkan diri di sebelah kiri Protokol

b)        Peserta
1)      Satu Pleton terdiri atas Dewan Ambalan dan Anggota
2)      Dewan Ambalan Putra Berada di sebelah kanan Anggota Putra
3)      Dewan Ambalan Putri Berada di sebelah kanan Anggota Putri
4)    Formasi peserta upacara dalam bentuk bersaf.
5)    Peserta upacara berdiri berhadapan dengan Pembina.
6)    Peserta upacara ditempatkan dengan satuan terpisah.
7)    Tamu undangan menempatkan diri di sebelah kanan belakang KDA atau Pembina.

c)         Pembina Petugas
1)    Pembina upacara berdiri berhadapan dengan peserta.
2)    Pembina upacara berdiri di tengah pleton Putra dan Putri.

b.    Upacara Pelantikan Calon Bantara
                                                              i.          Diluar Ruangan
a)         Susunan Petugas
1.      Pemimpin Upacara
2.      Protokol
3.      Pembawa Bendera
4.      Pembaca Doa
5.      Perwira
b)         Petugas
1)    Petugas upacara ditempatkan di sayap kiri Pembina.
2)    KDA Putra dan Putri menempatkan diri di belakang Pembina
3)    Perwira bertanggung jawab atas berjalanannya Upacara beserta persiapannya
4)    Perwira menempatkan diri di sebelah kiri Pembawa Acara

c)         Peserta
1)   Satu Pleton terdiri atas Dewan Ambalan dan Anggota
2)   Dewan Ambalan Putra Berada di sebelah kanan Anggota Putra
3)   Dewan Ambalan Putri Berada di sebelah kanan Anggota Putri
4)  Formasi peserta upacara dalam bentuk bersaf.
5)  Peserta upacara berdiri berhadapan dengan Pembina.
6)  Peserta upacara ditempatkan dengan satuan terpisah.
7)  Tamu undangan menempatkan diri di sebelah kanan belakang KDA atau Pembina.

d)        Pembina Petugas
1)    Pembina upacara berdiri berhadapan dengan peserta.
2)    Pembina upacara berdiri di tengah pleton Putra dan Putri.

                                                            ii.          Didalam Ruangan
a)         Petugas
1)      Petugas upacara ditempatkan di sayap kiri Pembina.
2)    KDA mendampingi Pembina dengan menempatkan diri di belakang Pembina.
3)    Ajudan upacara menempatkan diri di sebelah kiri KDA atau Pembina.
4)    PA berada dibelakang pemimpin upacara dan di depan peserta

b)         Peserta
1)    Formasi peserta upacara dalam bentuk bersaf.
2)    Peserta upacara berdiri berhadapan dengan Pembina.
3)    Peserta upacara ditempatkan dengan satuan terpisah.
4)    Tamu undangan menempatkan diri di sebelah kanan belakang KDA atau Pembina.

c)         Pembina
1)      Pembina upacara berdiri berhadapan dengan peserta.
2)      Pembina upacara berdiri di tengah pleton Putra dan Putri.

c.    Upacara Adat Kegiatan
                                                          iii.          Diluar Ruangan
a)         Susunan Petugas
1.      Pemimpin Pleton Putra
2.      Pemimpin Pleton Putri
3.      Pemimpin Upacara
4.      Dirigen
5.      Pembaca Doa
6.      Pembawa Bendera ( jika diperlukan )
7.      Protokol
8.      Perwira
9.      Pembaca Dasa Dharma
10.  Pembawa Baki
b)         Petugas
1)    Petugas upacara ditempatkan di sayap kiri Pembina.
2)    KDA Putra dan Putri menempatkan diri di belakang Pembina
3)    Perwira bertanggung jawab atas berjalanannya Upacara beserta persiapannya
4)    Perwira menempatkan diri di sebelah kiri Pembawa Acara

c)         Peserta
1)      Satu Pleton terdiri atas Dewan Ambalan dan Anggota
2)      Dewan Ambalan Putra Berada di sebelah kanan Anggota Putra
3)      Dewan Ambalan Putri Berada di sebelah kanan Anggota Putri
4)    Formasi peserta upacara dalam bentuk bersaf.
5)    Peserta upacara berdiri berhadapan dengan Pembina.
6)    Peserta upacara ditempatkan dengan satuan terpisah.
7)    Tamu undangan menempatkan diri di sebelah kanan belakang KDA atau Pembina.

d)     Pembina Petugas
1)      Pembina upacara berdiri berhadapan dengan peserta.
2)      Pembina upacara berdiri di tengah pleton Putra dan Putri.

                                                          iv.          Didalam Ruangan
a)      Petugas
1)    Petugas upacara ditempatkan di sayap kiri Pembina.
2)    KDA Putra dan Putri menempatkan diri di belakang Pembina
3)    Perwira bertanggung jawab atas berjalanannya Upacara beserta persiapannya
4)    Perwira menempatkan diri di sebelah kiri Pembawa Acara


b)      Peserta
1)      Satu Pleton terdiri atas Dewan Ambalan dan Anggota
2)      Dewan Ambalan Putra Berada di sebelah kanan Anggota Putra
3)    Dewan Ambalan Putri Berada di sebelah kanan Anggota Putri
4)    Formasi peserta upacara dalam bentuk bersaf.
5)    Peserta upacara berdiri berhadapan dengan Pembina.
6)    Peserta upacara ditempatkan dengan satuan terpisah.
7)    Tamu undangan menempatkan diri di sebelah kanan belakang KDA atau Pembina.

c)      Pembina Petugas
1)      Pembina upacara berdiri berhadapan dengan peserta.
2)      Pembina upacara berdiri di tengah pleton Putra dan Putri.

d.   Apel Pembukaan dan Apel Penutupan
                                                              i.          Diluar Ruangan
a)      Petugas
1)    Petugas apel ditempatkan di sayap kiri Pembina.
2)    KDA mendampingi Pembina dengan menempatkan diri di belakang Pembina.
3)    Ajudan apel menempatkan diri di sebelah kiri KDA atau Pembina.
4)    PA menyesuaikan diri.

b)    Peserta
1)    Formasi peserta apel dalam bentuk bersaf.
2)    Peserta apel berdiri berhadapan dengan Pembina.
3)    Peserta apel ditempatkan dengan satuan terpisah.
4)    Tamu undangan menempatkan diri di sebelah kanan belakang KDA atau Pembina.

c)Pembina Petugas
1)    Pembina apel berdiri berhadapan dengan peserta.
2)      Pembina apel berdiri di tengah pleton Putra dan Putri.

                                                            ii.          Didalam Ruangan
a)Petugas
1)      Petugas apel ditempatkan di sayap kiri Pembina.
2)    KDA mendampingi Pembina dengan menempatkan diri di belakang Pembina.
3)    Ajudan apel menempatkan diri di sebelah kiri KDA atau Pembina.
4)    PA menyesuaikan diri.

b)    Peserta
1)    Formasi peserta apel dalam bentuk bersaf.
2)    Peserta apel berdiri berhadapan dengan Pembina.
3)    Peserta apel ditempatkan dengan satuan terpisah.
4)    Tamu undangan menempatkan diri di sebelah kanan belakang KDA atau Pembina.

c)Pembina
1)      Pembina apel berdiri berhadapan dengan peserta.
2)      Pembina apel berdiri di tengah pleton Putra dan Putri.

PASAL 22

MAKANAN ADAT AMBALAN

FILOSOFI
            Makanan adat merupakan makanan khas dari dewan ambalan R.Patah-R.A.Kartini yang dilaksanakan ketika saat-saat tertentu sesuai kondisi atau kesepakatan bersama.
            Pangkalan MAN YOGYAKARTA III menggunakan Nasi Komando sebagai makanan adat R.Patah-R.A.Kartini. Isi dari Nasi Komando tersebut adalah Nasi yang dicampur dengan daun papaya, tempe, telor, dan ayam.
            Dan terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam nasi komando tersebut, yaitu menggambarkan suatu organisasi yang didalamnya tidak hanya terdapat kejayaan atau kenyamananya, tetapi ada juga rasa pahitnya yang dirasakan oleh semua anggota, lalu ada perjuangan melewati pahit, manis, dan asin hingga mencapai kesuksesannya.

PASAL 23
ADAT MENERIMA TAMU AMBALAN
            Tamu ambalan merupakan individu atau kelompok yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu terhadap pramuka MAN YOGYAKARTA III.
            Adat menerima tamu ambalan merupakan adat yang dilakukan untuk menyambut tamu ambalan. Adat menerima tamu ambalan di pangkalan MAN YOGYAKARTA III adalah menyanyikan yel-yel ambalan.
PUSAKA ADAT
PASAL 24
FILOSOFI
      Pusaka Adat merupakan suatu benda yang disakralkan oleh seluruh anggota pramuka disetiap pangkalan yang digunakan sebagai identitas pramuka sebuah pangkalan. Dan Pramuka Pangkalan MAN YOGYAKARTA III menggunakan BLANGKON, KERIS, SELENDANG sebagai Pusaka Adat. Dan setiap benda tersebut mempunyai makna tersendiri.

BLANGKON              : sebagai simbol budaya Jawa Islam yang merupakan cirri khas senjata dari R.Patah.

KERIS            : sebagai simbol senjata dengan tiga lekuk ( Iman, Islam, Ikhsan ) yang merupakan cirri khas senjata dari R.Patah

SELENDANG : sebagai simbol kesopanan, kesederhanaan. Yang merupakan ciri khas senjata dari R.A Kartini


PASAL 25
KEGUNAAN
·         Untuk membuka dan menutup suatu kegiatan, seperti : MSC, BMR, ODT, ataupun Adat kegiatan lainnya.
·         Sebagai tanda berlakunya adat dalam suatu kegiatan.
·         Sebagai identitas adat pangkalan.

PASAL 26
NILAI KESAKRALAN
1.         Pusaka Adat hanya boleh dipegang dan digunakan oleh Pemangku Adat (selain PA jika menyentuh/menyenggol sengaja / tidak tetap mendapat sanksi)
2.         Jika Pemangku Adat tidak dapat melaksanakan maka tugas diberikan kepada PLPA (Pelaksana Pemangku Adat) yang telah ditunjuk oleh PA.
3.         Dalam keadaan mendesak, pusaka adat dapat dipegang oleh orang – orang yang diberi mandat oleh Pemangku Adat
                                                                        
























BAB III PENUTUP

AMANDEMEN TATA ADAT
PASAL 27
PENGERTIAN
      Amandemen tata adat merupakan suatu perubahan yang dilakukan terhadap adat yang telah berlaku untuk memperbaiki, melengkapi, dan menyempurnakan

PASAL 28
SEBAB AMANDEMEN ADAT
·         Adat yang berlaku telah gagal dilaksanakan.
·         Adat yang berlaku akan disempurnakan kembali.

PASAL 29
ATURAN AMANDEMEN ADAT
      Amandemen adat hanya dapat dilakukan melalui sarasehan adat yang telah disetujui seluruh peserta adat. Peserta sarasehan adat meliputi DA,anggota pramuka MAN YOGYAKARTA III yang didampingi oleh Pembina. Sarasehan adat dapat dilaksanakan jika peserta yang hadir lebih dari sama dengan 50% dari undangan.

PASAL 30    
KEBIJAKAN PA
            Kebijakan Pemangku Adat untuk  memperbaiki, melengkapi, dan menyempurkan tata adat yang sedang berlaku. Kebijakan ini dapat diberlakukan jika :
ü  Keterbatasannya waktu dan tempat pada saat akan terjadi perubahan adat.
ü  Diperintah oleh Pembina secara pribadi untuk membuat tata adat tanpa melalui sarasehan adat.
PASAL 31
PENUTUP
1.   Hal-hal yang belum ditetapkan dalam buku adat ini akan ditetapkan melalui sarasehan adat selanjutnya.
2.   Apabila terdapat ketidaksesuaian dengan kondisi ambalan, maka selanjutnya dilakukan revisi terhadap adat tersebut.
3.   Buku adat ini hanya dapat ditetapkan dan berlaku sesuai dengan,
a.      Persetujuan minimal dari setengah peserta sarasehan adat
b.      Pemangku Adat setelah berkonsultasi dengan Pembina, apabila terdapat kondisi yang tidak memungkinkan diadakannya sarasehan adat.


Tambahan
Tata adat ini berlaku sejak ditetapkan tanggal
Mengetahui

DAFTAR PUSTAKA
KBBI_tata
KBBI_adat

Tata Adat Bisa di download dalam bentuk word document DISINI

1 komentar: